Surat Kepada Menteri Kesehatan
Cirebon, 17 Februari 2004
Kepada Yth, Bapak Menteri Kesehatan RI
Prof. Dr. Achmad Sujudi MHA.
Dengan Hormat,
Berikut saya kirimkan kembali, pada Bapak Menteri, tulisan saya tentang DBD. Harapan saya tetap sama seperti 5 tahun yang lalu, yaitu perubahan protokol terapi DBD di Indonesia. Saya menegrti, bahwa hal itu sulit dilakukan karena kita masih menganggap keganasan viruslah sebagai penyebab utama seseorang terkena DBD. Padahal saya mengatakan bahwa sensitivitas individu ataupun perubahan kepekaanlah yang menyebabkannya. Sehingga dengan demikian program kebersihan secara total pada Indonesia yang terkenal kotor ini, jauh lebih bermanfaat daripada mencari – cari tipe keganasan virus. Selain itu perubahan protokol terapi sangat menentukan untuk mengurangi kematian.
Menurut hemat saya, kendala dalam melakukan penelitian ulangan jangan sampaimenghambat kita untuk menggunakan hasil penelitian tersebut kalau memang secara realitas menghasilkan kebaikan. Terlebih lagi apabila penelitian tersebut secara teoritis mempunyai dasar – dasar yang kuat dan perkiraan yang sangat baik apabila dilakukan penelitian ulang dengan sampel yang lebih besar.
Berdasarkan pengalaman dan laporan tidak ada pasien yang benar – benar terbukti DBD, mati oleh karena pemberian kortikosteroid. Sehingga diharapkan pemberian kortikosteroid tidaklah menunggu sampai dengan jumlah trombosit menjadi sangat berbahaya (≤20.000), atau jumlah trombosit yang tidak pernah naik (≥ 100.000) seperti yang saya lihat pada banyak teman sejawat.
Semoga Allah SWT yang Maha Bersih dan Maha Lurus selalu memberikan kekuatan pada hati kita untuk berbuat benar.
Wasalam
Dr. TAUFIQ M WALY Sp.P.D